Christopher Gardner: It was right then that I started thinking about Thomas Jefferson on the Declaration of Independence and the part about our right to life, liberty, and the pursuit of happiness. And I remember thinking how did he know to put the pursuit part in there? That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe we can actually never have it. No matter what. How did he know that?
Itu cuplikan dialog di film pursuit of happyness yang. Ada di laptop adek, mas pernah kopiin..
Declaration of independence tu naskah kemerdekaan Amerika.. yg mas tau Thomas jeferson pastilah orang yang benar benar cerdas..
Dia bilang deklarasi kemerdekaan dan bagian dari hak untuk hidup, kebebasan dan mengejar kebahagiaan (pursuit of happiness)
Kenapa Thomas ga menulis saja kebahagiaan? Kenapa harus dengan embel embel mengejar.. bukankah ini adalah sebuah deklarasi harapan.. "mengejar" berarti menunjuk sesuatu yang bisa kita dapatkan hanya dengan dikejar, dan mungkin kita tidak akan mendapatkan nya.. How did he know that?
Mas coba bahas hal ini.. topik yang adek tanyain beberapa waktu lalu.. ya tau kan mas tu movie freak, pasti riset diawali dari film yang pernah mas tonton.. ga banyak se film yang pernah mas tonton dengan judul ada "happy" nya.. selain happy feet yang paling berkesan ya pursuit of happyness nya will smith..
Arti bahagia untuk seorang christopher gardner mungkin bisa diibaratkan perjuangan penuh luka.. dia cuma ingin menjadi seorang ayah yang baik, yang mampu ngasi tempat berteduh dan kehidupan layak untuk anak nya satu satunya.. Gardner terbukti mampu mengejar kebahagiaan nya.. pertanyaannya, apakah kebahagiaan itu harus dikejar dengan jalan seperti itu??
Ada yang bilang bahagia itu sederhana.. lhah ini ko malah bertolak belakang.. klo sederhana artinya semua orang mampu untuk menikmatinya.. sesederhana itukah untuk bahagia? Mungkin untuk kali ini mas pengen koreksi dikit untuk penganut jargon "bahagia itu sederhana", menurut mas lebih tepatnya "bahagia itu relatif" karna klo sungguh mau menyederhanakan apa itu bahagia, maka ukuran orang akan lain lain.. subyektif, bahagia untuk seseorang belum tentu bahagia untuk orang lain.. tapi apalah hak mas untuk mengkoreksi, toh mereka yang berbahagia.. *senyum*
Tadi sore mas duduk di mesjid, selesai shalat maghrib duduk termenung di bawah kipas (taulah akhir akhir ini jakarta gerah) mas senyum, mas bahagia...karna mas ga gerah, karna hati mas plong sudah menjalankan kewajiban mas sebagai umat dan karna emang nyaman aja klo di mesjid.. apakah itu bisa dibilang mas menyederhanakan arti bahagia?
"Bahagia itu menular" pasti adek setuju dengan pernyataan ini. Klo orang di sekitar kita bahagia pastilah kita ikut bahagia, begitupun semisal kita bahagia.. pasti orang orang di sekitar kita ikut bahagia.. apakah artinya bahagia juga ditentukan oleh lingkungan? Hmmm.. artinya kita harus bersama sama dengan orang yang berbahagia agar tertular.. hmmm.. artinya keluarga dan saudara kita harua bahagia, tetangga kita harus bahagia, sahabat dan kolega kita adalah orang berbahagia dan mungkin pemimpin kitapun haruslah orang orang yang berbahagia.. mungkin tidak akan semulus itu.. tapi paling ga semua yang mas sebutin di atas haruslah punya spirit yang sama untuk menciptakan kebahagiaan.. karna bahagia adalah harapan setiap insan.
"Mau bahagia? Punya duit banyak ntar juga bahagia" eits.. jangan langsung asal nyalahin lhoh.. jangan jangan mulut nyalahin tapi hati membenarkan.. "tapi kan uang ga bisa membeli kebahagiaan, tuh koruptor banyak duit masuk penjara" bener juga se.. tapi manusia kan emang butuh harta.. harta juga bisa membahagiakan kan..
Alkisah ada orang tua menyesal karna seumur umur dia ga merasakan hidup bahagia.. hidupnya mblangsak terus.. sengsara.. miskin ga punya harta, istrinya ninggalin di kala muda.. anaknya juga ga tau kemana.. kasian bener.. apakah si orang tua benar benar ga berbahagia?
Terus apakah indikator bahagia untuk pak tua ini?
Mas banyak nanya yah dari tadi..
Sabar yang.. hehehe...
Lanjut yah.. daritadi mas bahas bagaimana seseorang bahagia, mas lupa satu hal yang penting.. bagaimana kita membuat orang lain bahagia berada di sekitar kita.. maksudnya adalah ukuran bahagia seseorang pastilah bukan aset pribadi. Apalah jadinya ketika kita bahagia tapi orang lain enggan bahagia berada di sekitat kita.. *merenung*
@radityadika: Kalau dia lebih banyak bikin kamu sedih dibandingkan bahagia, maka jauhilah dia. Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dgn orang yg salah.
Mas pernah denger kaliamat di tweet @radityadika.. klo ga salah di film before sunrise.. jadi siap siap ga egois.. karna di dalam kebahagiaan kita ada hak orang lain untuk turut berbahagia.. yang utama ya pasangan kita.. semoga kita termasuk pasangan yang berbahagia ya yang.. maaf klo mas sering bikin kelahi dan bikin adek sedih.. semoga ga lebih banyak dari kebahagiaan yang coba mas share ke adek.. aamiiin.. kebahagiaan mas adalah hak adek dan anak anak kita kelak, begitupun sebaliknya..
Semoga kita termasuk ke dalam orang orang yang selalu bersyukur.. apapun parameter kebahagiaan, jika kita sikapi dengan bersyukur maka semua akan menjadi mudah.. karna "bahagia itu mudah"
Di atas dah ngomongin thomas jeferson, ga jauh2 dan pastinya referensi yang lebih utama dan terbaik datang dari baginda Rasulullah SAW :
Ada 7 tanda kebahagiaan menurut Muhammad SAW :
1. qalbu syakir yaitu hati yang selalu bersyukur.
2. Al-Azwaj al-shalihah, pasangan hidup yang saleh
3. Al-aulad al-abrar, anak-anak yang saleh.
4. al-bi‘ah al-sholihah, lingkungan yang baik dan kondusif untuk keimanan, lingkungan yang mengingatkan dan mendorong kepada kebaikan.
5. al-mal al-halal yaitu harta yang halal.
6. Tafaqquh fi al-din, semangat mempelajari agama
7. Umur yang berkah
MasyaAllah.. lebih dari 1500 tahun yang lalu Rasul kita sudah merumuskan apa itu bahagia yang.. dan semoga menjawab pertanyaan pertanyaan mas di atas..
Karna Islam itu mudah begitupun untuk menjadi bahagia
-febrizka-
Ps. Buku menikah untuk bahagia noveldy nya jangan lupa dibaca ya yang.. dibawa aja pas pkk gimna? Buat bacaan kala senggang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar